Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks
  • Islam tidak pernah memandang sebelah mata terhadap pendidikan, karena pendidikan merupan proses transfer ilmu dari tidak tahu menjadi tahu. Sistem pendidikannya pun tidak kalah hebatnya dibandingankan dengan sistem pendidikan modern saat ini.
  • Menurut kamus besar bahasa Indonesia pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
  • Anak merupakan salah satu amanah bagi orangtuannya, sehingga orangtua berkewajiban agar memperbaiki tingkahlakunya. Pada dasarnya anak belum dapat mengontrol emosinya sehingga dia belum paham bagaimana menempatkan sesuatu pada tempatnya. Maka inilah kewajiban orangtua untuk memperbaikinya.

Informasi Tentang Kami

Blog ini berisikan tentang informasi pendidikan secara islami yang diajarkan oleh Rasulullah dan teknologi yang dapat dikembangkan untuk mendapatkan hasil pendidikan yang berkualitas baik tanpa mengabaikan nilai islami

Telp (WA) : 085789983805

Situs : pendidikanislamidanteknologi.blogspot.com

Email :ianantonosaja@gmail.com

Facebook : Ian Antono

Status Panel Admin
Jam Sekarang
Tanggal
Salam Sapa :
Status Admin :
User : User Online

Cara Menasehati Anak

 

Oleh
Ian Antono

Anak merupakan salah satu amanah bagi orangtuannya, sehingga orangtua berkewajiban agar memperbaiki tingkahlakunya, karena pada dasarnya anak belum dapat mengontrol emosinya sehingga dia belum paham bagaimana menempatkan sesuatu pada tempatnya. Maka inilah kewajiban orangtua untuk memperbaikinya.

Namun ada orang tua yang menganggap anaknya terlalu nakal atau badel sehingga mendidiknya dengan kasar dan keras. Perlu diketahui, sebenarnya anak itu tidak ada yang nakal atau bandel. Melainkan itu gaya dia mengekpresikan emosinya, dan ketidak tahuannya atau yang lebih dikenal dengan "eksperimen si anak". 

Namun masih banyak di antara orangtua yang menanggapinya dengan keegoisannya ketika anak melakukan perbuatannya tersebut. Sehingga ketika anak melakukan kesalahannya dipukul, dicaci dan dimaki. Padahal itu tidak membuat perubahan sedikitpun pada anak, melainkan mengajari dia untuk berbuat demikian kepada oranglain ketika orang lain melakukan kesalahan.

Seharusnya orangtua menjelaskan  kesalahannya dan memperbaikinya dengan kapasitas yang dapat ditangkap oleh anak-anak, sehingga anak dapat mengerti bagaimana berprilaku yang baik serta sebab kenapa dilarang perbuatannya tersebut, walaupun masih saja sering mengulang kesalahan yang sama. Dan yang harus diingat juga, ketika orangtua menasihati anaknya agar tidak dengan bercanda, dan tegang, melainkan dengan sikap rileks, tenang dan santun, sehingga apa yang diinginkan orang tua akan tercapai.

Sebagai mana dicontohkan oleh Rasulullah. Saat Abdullah bin Abbas, putra pamannya, diajak jalan bersama di atas kedaraan. Rasulullah memberi nasihat kepadanya beberapa pelajaran yang sesuai dengan jenjang usian dan kemampuannya. Rasullullah bersabda “Nak, aku akan memberikmu beberapa pelajaran: perilaharalah Allah, niscaya Dia akan balas memeliharamu, peliharalah Allah, niscara kamu akan menjumpai-Nya di hadapanmu, jika kamu meminta, memintalah kepada Allah dan jika kamu meminta pertolongan maka mohonlah kepada Allah, ketahuilah, sesungguhnya andaikata seluruh umat bersatu padu untuk memberi manfaat kepadamu, niscaya mereka akan dapat memberinya kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah untukmu, dan seandainya mereka bersatu padu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat membahayakanmu, kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah bagimu, pena telah diangkat dan lembaran catatan telah mengering dalam shahih sunan At-Tirmidzi, kitab shifatul qiyamah (2516); Ahmad (1537)

Dalam persidangan, hakim pun dilarang untuk menetapkan keputusan ketika marah dan emosi, karena ditakutkan keputusan yang ditetapkannya menyimpang dari kebenaran sisebabkan oleh emosi dan kemarahannya yang mengendalikan akal sehatnya. Sebagai mana Asy-Syafi'i rahimahullah berkata dalam kitabnya al-Umm (6/199), "Yang dapat difahami ketika marah adalah marah dapat mempengaruhi akal dan pemahaman. Keadaan apa saja  yang dirasakan seseorang dapat mempengaruhi akal dan pemahamannya maka pada saat itu tidak boleh memutuskan suatu perkara. Jika ia merasakan sakit, lapar, cemas, sedih atau senang yang berlebihan akan  mempengaruhi pikiran. Atau pada saat itu tabi'atnya sedang enggan memberi keputusan. Apabila hal itu tidak mempengaruhi akal, pikiran dan tabi'atnya maka ia boleh melakukannya. Adapun mengantuk dapat menyelimuti hati sebagaimana orang mabuk. Oleh karena itu orang yang sedang mengantuk, orang yang  hatinya sedang galau, atau sedang sakit tidak boleh memutuskan suatu perkara karena hatinya sedang diliputi sesuatu."

Demikianlah cara Islam mengajarkan nasihat kepada anak-anak, sehingga apa yang ditanamkan tidak hanya didengar saja, melaikan menjadi sebuah karakter yang melekat ditubuh sang anak.
 

No comments:

Post a Comment