Oleh
Ian Antono
Anak merupakan
salah satu amanah bagi orangtuannya, sehingga orangtua berkewajiban agar
memperbaiki tingkahlakunya, karena pada dasarnya anak belum dapat mengontrol emosinya sehingga
dia belum paham bagaimana menempatkan sesuatu pada tempatnya. Maka inilah
kewajiban orangtua untuk memperbaikinya.
Namun ada orang tua yang menganggap anaknya terlalu nakal atau badel sehingga mendidiknya dengan kasar dan keras. Perlu diketahui, sebenarnya anak
itu tidak ada yang nakal atau bandel. Melainkan itu gaya dia mengekpresikan
emosinya, dan ketidak tahuannya atau yang lebih dikenal dengan "eksperimen si anak".
Namun masih banyak di antara orangtua yang menanggapinya dengan keegoisannya ketika anak melakukan perbuatannya tersebut. Sehingga ketika anak melakukan kesalahannya dipukul, dicaci dan dimaki. Padahal itu tidak membuat perubahan sedikitpun pada anak, melainkan mengajari dia untuk berbuat demikian kepada oranglain ketika orang lain melakukan kesalahan.
Namun masih banyak di antara orangtua yang menanggapinya dengan keegoisannya ketika anak melakukan perbuatannya tersebut. Sehingga ketika anak melakukan kesalahannya dipukul, dicaci dan dimaki. Padahal itu tidak membuat perubahan sedikitpun pada anak, melainkan mengajari dia untuk berbuat demikian kepada oranglain ketika orang lain melakukan kesalahan.
Seharusnya
orangtua menjelaskan kesalahannya dan
memperbaikinya dengan kapasitas yang dapat ditangkap oleh anak-anak, sehingga
anak dapat mengerti bagaimana berprilaku yang baik serta sebab kenapa dilarang perbuatannya tersebut, walaupun masih saja sering mengulang kesalahan yang sama.
Dan yang harus diingat juga, ketika orangtua menasihati anaknya agar tidak dengan
bercanda, dan tegang, melainkan dengan sikap rileks, tenang dan santun, sehingga
apa yang diinginkan orang tua akan tercapai.
Sebagai mana dicontohkan
oleh Rasulullah. Saat Abdullah bin Abbas, putra pamannya, diajak jalan bersama
di atas kedaraan. Rasulullah memberi nasihat kepadanya beberapa pelajaran yang
sesuai dengan jenjang usian dan kemampuannya. Rasullullah bersabda “Nak, aku
akan memberikmu beberapa pelajaran: perilaharalah Allah, niscaya Dia akan balas
memeliharamu, peliharalah Allah, niscara kamu akan menjumpai-Nya di hadapanmu,
jika kamu meminta, memintalah kepada Allah dan jika kamu meminta pertolongan
maka mohonlah kepada Allah, ketahuilah, sesungguhnya andaikata seluruh umat
bersatu padu untuk memberi manfaat kepadamu, niscaya mereka akan dapat
memberinya kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah untukmu,
dan seandainya mereka bersatu padu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu,
niscaya mereka tidak akan dapat membahayakanmu, kecuali sesuatu yang telah
ditakdirkan oleh Allah bagimu, pena telah diangkat dan lembaran catatan telah
mengering dalam shahih sunan At-Tirmidzi, kitab shifatul qiyamah (2516);
Ahmad (1537)
Dalam persidangan, hakim pun dilarang untuk menetapkan keputusan ketika marah dan emosi, karena ditakutkan keputusan yang ditetapkannya menyimpang dari kebenaran sisebabkan oleh emosi dan kemarahannya yang mengendalikan akal sehatnya. Sebagai mana Asy-Syafi'i rahimahullah berkata dalam kitabnya al-Umm (6/199),
"Yang dapat difahami ketika marah adalah marah dapat mempengaruhi akal
dan pemahaman. Keadaan apa saja yang dirasakan seseorang dapat
mempengaruhi akal dan pemahamannya maka pada saat itu tidak boleh
memutuskan suatu perkara. Jika ia merasakan sakit, lapar, cemas, sedih
atau senang yang berlebihan akan mempengaruhi pikiran. Atau pada saat
itu tabi'atnya sedang enggan memberi keputusan. Apabila hal itu tidak
mempengaruhi akal, pikiran dan tabi'atnya maka ia boleh melakukannya.
Adapun mengantuk dapat menyelimuti hati sebagaimana orang mabuk. Oleh
karena itu orang yang sedang mengantuk, orang yang hatinya sedang
galau, atau sedang sakit tidak boleh memutuskan suatu perkara karena
hatinya sedang diliputi sesuatu."
Demikianlah cara Islam mengajarkan nasihat kepada anak-anak, sehingga apa yang ditanamkan tidak hanya didengar saja, melaikan menjadi sebuah karakter yang melekat ditubuh sang anak.
Demikianlah cara Islam mengajarkan nasihat kepada anak-anak, sehingga apa yang ditanamkan tidak hanya didengar saja, melaikan menjadi sebuah karakter yang melekat ditubuh sang anak.
No comments:
Post a Comment